Tahun 2020 menjadi titik balik dalam hidup. Made Redite, seorang pria sederhana asal Sawan, Buleleng, Bali.
Sebelum terkena stroke, Beliau menjalani hidup yang aktif dan produktif sebagai seorang satpam di SMA Negeri 1 Sawan. Setiap hari ia bekerja menjaga keamanan sekolah dengan penuh tanggung jawab dan semangat.
Tidak menyangka penyakit stroke datang tiba-tiba dan mengubah segalanya. Sejak saat itu, kehidupan Made Redite tak lagi sama. Stroke yang dialaminya menyebabkan kelumpuhan total pada tubuhnya. Kini, di usianya yang senja, Made hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidur, tanpa kemampuan untuk berjalan, bahkan duduk sendiri pun sulit. Semua aktivitas dasar kini bergantung penuh pada bantuan orang lain.
Meski stroke, Made Redite tak pernah benar-benar sendirian. Ia dirawat dengan penuh kasih oleh sang kakak perempuan, yang setiap hari mendampingi, membersihkan tubuhnya, memberi makan, dan memastikan kebutuhannya terpenuhi.
Tidak mudah merawat orang yang stroke, apalagi dalam keterbatasan ekonomi. Namun, kasih sayang dan ikatan keluarga membuat segalanya terasa lebih ringan. Keluarga ini tidak pernah menyerah, meski setiap harinya penuh perjuangan.
Made Redite tinggal di rumah sederhana. Tidak ada peralatan khusus untuk perawatan pasien stroke. Semuanya dilakukan dengan alat seadanya. Kasur tempatnya berbaring mulai tipis dan lembab. Ia sangat membutuhkan perawatan rutin, termasuk fisioterapi ringan yang bisa membantu mencegah pemburukan kondisi tubuhnya.
Meski tubuhnya tak lagi bisa bergerak, semangat hidup Made Redite tidak pernah padam. Ia masih bisa tersenyum, masih bisa menatap orang-orang yang dicintainya dengan penuh harap. Dalam hatinya, ia masih memiliki keinginan untuk sembuh, atau paling tidak menjalani sisa hidup dengan lebih nyaman.
Kisah Made Minggu mengingatkan kita bahwa stroke bukan hanya penyakit, tetapi juga titik balik yang bisa mengubah seluruh hidup seseorang dan keluarganya. Banyak penderita stroke di Indonesia yang menghadapi situasi serupa: lumpuh, kehilangan pekerjaan, dan bergantung pada orang terdekat.
Namun, di balik semua itu, ada kekuatan cinta keluarga, perhatian tetangga, dan semangat untuk bertahan yang tak bisa diremehkan.
Mari terus peduli pada sesama. Kisah seperti Made Redite adalah cermin dari kenyataan yang dihadapi banyak keluarga di Indonesia. Mereka tidak membutuhkan belas kasihan mereka butuh dukungan, perhatian, dan ruang untuk tetap hidup.